10 Maret 2025

Hakikat Ulama

SHARE


Berhati-hatilah dalam belajar agama, Janganlah belajar agama dari yang bukan ahli agama. Imam Dailami meriwayatkan dari Ibnu Umar : “Cermatilah kepada siapa kalian belajar agama”. “Bagaimana cara kalian sholat, kalian akan dimintai pertanggung jawaban tentang cara sholat kalian di hari kiamat. Janganlah belajar agama kecuali dari orang yang benar-benar ahlinya, yaitu ulama”. (KH. M. Hasyim Asy’ari, “Risalah aswaja”). 

Baca Juga : Makna Ramadan (Taqwa) Bagi Para Pemimpin

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil akan ilmu maka sesungguhnya ia telah mengambil bagian yg dalam”. ( HR. At Turmudzi ).

Ulama adalah mereka yang menjadi pewaris nabi. Mewarisi ilmunya, amal, akhlak serta perjuangannya. Seseorang bisa dikatakan sebagai ulama karena mewarisi 3 hal :

1. Aalim, mewarisi ucapan ucapan Nabi. Sebagai ilmu dan pengajaran, dengan syarat ikhlas. Kalau tidak ada keikhlasan, maka sama sekali keluar dari pewaris Nabi.

2. Aabid, mewarisi perbuatan Nabi, sholatnya, puasanya, mujahadahnya dan perjuangannya.

3. Aarif, mewarisi ilmu dan amal Nabi ditambah dengan pewarisan akhlak yang sesuai dengan bathin (mental) beliau, berupa : zuhud, waro’, khouf, roja’, sabar, hilm, makrifat dst..( KH. Ahmad Siddiq, Rois Aam PBNU 1984-1991).

Serta penuh kasih sayang, memandang umat dengan pandangan kasih sayang....

Para ulama dengan pengertian seperti itulah yang dijadikan kekuatan sentral atau sokoguru NU, yang bagi sebagian dari mereka disediakan peranan khusus dengan wadah Syuriyah. Tidak setiap orang yang mengerti ilmu agama mendapat predikat Ulama, apalagi mereka yang meng-ulama-kan diri atau diulamakan dengan memperkosa pengertian Ulama, ..Naudzubillah min dzalik..

Baca Juga : Pengertian Mustahik dan Muzakki

“Wahai ulama dan para pemimpin yang bertaqwa di kalangan aswaja dan keluarga Madzhab imam empat, anda sekalian telah menimba ilmu ilmu dari orang orang sebelum anda, orang orang yang sebelum anda menimba ilmu dari orang orang sebelum mereka, dengan jalan sanad yang bersambung sampai kepada anda sekalian, dan anda sekalian selalu meneliti dari siapa anda menimba ilmu agama anda itu. 

Maka dengan demikian, anda sekalian adalah penjaga penjaga ilmu dan pintu gerbang ilmu ilmu itu. Rumah rumah tidak dimasuki kecuali dari pintu pintu. Siapa yang memasukinya tidak melalui pintunya, disebut pencuri”   (Wasiat KH. M Hasyim Asy’ari / Muqoddimah Qonun Asasi NU ). 


By LD MWC NU Ampelgading (Fuad Zainudin)

SHARE

Admin :

Website Resmi Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama yang dikelola oleh Pengurus NU Care - Lazisnu Desa Banglarangan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang. Email : lazisnubanglarangan@gmail.com

0 Comments: