Berdasarkan hasil monitoring ke lapangan, banyak cerita lucu yang dialami dari petugas pantarlih, seperti sejumlah warga ketakutan saat didatangi petugas pantarlih, warga menyangka petugas tersebut adalah penagih utang. Padahal, coklit atau pendataaan warga calon pemilih ini biasa dilakukan setiap pelaksanaan pemilu atau pilkada tapi masih banyak warga yang terkadang belum familiar, ya maklum saja dikarenakan tidak setiap tahun diadakan pemilu/ pilkada.
"Ada cerita dari petugas pantarlih di RW setempat ketika melakukan coklit. warga malah bersembunyi ketakutan disangkanya menagih utang. setelah kami sampaikan maksud dan tujuan akhirnya ketawa-ketawa bahwa ini untuk kebutuhan pilkada," Selain Itu, di salah satu wilayah ada petugas pantarlih yang disangka sebagai pegawai sosial yang akan melakukan pendataan untuk sumbangan. Hal itu diketahui setelah selesai melakukan coklit, kemudian warga tersebut menanyakan“ sumbangannya dari mana dan nominal nya berapa pak?
"Ada sejumlah cerita lainnya, warga menyangka coklit ini untuk pendataan pendataan lainnya. setelah disampaikan bawah coklit ini kebutuhan pilkada dan akhirnya masyarakat pun welcome (menyambut)," katanya. Petugas pantarlih yang telah melaksanakan coklit 100% harap dikoreksi kembali. Jangan sampai ada masyarakat yang terlewat dan jangan lupa yg sudah meninggal dikasih keterangan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) meninggal. Masyarakat juga diharapkan kooperatif supaya hak konstitusionalnya tetap terlindungi.
"Coklit merupakan upaya untuk pemuktahiran data pemilih untuk pilkada 2024. tujuannya untuk melindungi hak konstitusional warga, maka manfaatkan coklit ini. sehingga pada waktunya nanti bisa dimanfaatkan betul-betul. Sementara Itu, petugas pantarlih setempat berkesempatan untuk melakukan coklit ke rumah seorang warga bernama ibu Suci yang disambut dengan baik yang dikiranya adalah petugas koperasi yg mau menawarkan hutang. Petugas pantarlih yang didampingi anggota PPS mengetuk pintu rumah ibu Suci. “Assalamulaikum ibu Suci, ibu Suci pun langsung menjawab walaikum salam “ monggo silahkan masuk mas dan mba. Baru saja kita duduk ibu Suci langsung bertanya mba kalau ambil yg 5 juta perbulan angsuranya berapa yah, dan potongan administrasi nya berapa? langsung petugas coklit terdiam sebenarnya pingin ketawa tapi nggak enak juga.
Lalu petugas menjelaskan kepada ibu Suci, kami datang kemari itu bukan mau menawarkan hutang. Kami dari petugas pemutakhiran daftar pemilih atau petugas coklit untuk pemilihan kepada daerah. Ibu Suci pun langsung ketawa terbahak bahak sambil meminta maaf kepada petugas coklit. “Maaf ya mba, mas saya kira ini petugas dari koperasi soal nya saya memang sedang menunggu orang dari koperasi mau pencairan “ ujar ibu Suci.
"Ini baru pertama kali saya ikut mendampingi petugas coklit dan alhamdulillah ibu Suci memberikan jawaban, kooperatif,"
Sumber : By Untung Darmawan
0 Comments: